Panitia sedang melakukan koordinasi setelah mengunjungi beberapa rumah untuk [enginapan peserta difabel di temu Inklusi

Persiapan Penginapan bagi Peserta Difabel Temu Inklusi ke-6 di Desa Durajaya Mulai Dilakukan

Bagikan :

Temu Inklusi,- Persiapan untuk menyambut peserta difabel dari berbagai daerah dalam gelaran Temu Inklusi ke-6, yang akan diselenggarakan pada 2–4 September 2025 di Desa Durajaya, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon sudah mulai dilakukan. Salah satu aspek penting yang kini tengah menjadi perhatian adalah ketersediaan penginapan yang layak dan ramah difabel bagi seluruh peserta.

Divisi Penginapan yang dibentuk panitia mulai melakukan pemetaan rumah warga yang akan dijadikan tempat menginap. Kegiatan ini diawali dengan pertemuan koordinasi dan penjelasan teknis pada 13 Juni 2025 di kantor Sekretariat Forum Komunikasi Difabel Cirebon (FKDC). Pada pertemuan tersebut, panitia menjelaskan sejumlah kriteria rumah yang dibutuhkan, antara lain jumlah kamar tidur, jumlah kamar mandi, tingkat aksesibilitas rumah, serta ketersediaan fasilitas pendukung lainnya bagi peserta difabel.

Sukirman, Kepala Desa Durajaya menyambut baik rencana ini dan menyatakan komitmennya untuk mendukung penuh pelaksanaan Temu Inklusi ke-6, termasuk dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait kebutuhan hunian sementara bagi peserta.

“Kami akan segera melakukan sosialisasi kepada warga agar memahami kebutuhan rumah yang akan dipakai. Ini menjadi kehormatan bagi Desa Durajaya untuk menjadi tuan rumah acara yang penting ini,” ujarnya.

Dengan semangat gotong royong warga dan dukungan aktif dari pemerintah desa, Sukirman berharap proses persiapan penginapan ini diharapkan dapat berjalan lancar dan inklusif. Sehingga Temu Inklusi ke-6 benar-benar menjadi ruang yang nyaman, aman dan bermakna bagi seluruh peserta difabel dari berbagai penjuru Indonesia.

Antusiasme juga datang dari warga setempat, salah satunya Sariah, menyampaikan rumahnya siap digunakan untuk menampung peserta Temu Inklusi. “Silakan kalau rumah saya digunakan. Bisa untuk empat sampai enam orang,” ungkapnya dengan antusias.

Namun, tidak semua rumah warga saat ini sepenuhnya ramah difabel. Euis, warga lainnya, mengakui bahwa rumahnya belum sepenuhnya aksesibel bagi pengguna kursi roda, terutama karena kamar mandi yang belum memenuhi standar aksesibilitas. Meski demikian, ia tetap membuka diri jika rumahnya dapat digunakan oleh peserta dengan kebutuhan khusus lainnya.[]

Terima kasih telah meramaikan event Temu Inklusi..