Temu Inklusi #6

LOKABAGI

Temu Inklusi #6

Kolaborasi Inklusif Yang Berdampak: Mempererat Kolaborasi Organisasi Difabel dan Mitra Pembangunan

KONTEKS

Banyak bukti menunjukkan, keberadaan (OPDis – Organizations of Persons with Disabilities) yang kuat menjadi tempat lahirnya aktor dan bertumbuhnya simpul gerakan inklusi difabel yang mengakar. Namun demikian tidak semua organisasi difabel tumbuh dalam ekosistem yang mendukung. Jejaring dan kesempatan bertumbuh yang terbatas masih menjadi kendala besar bagi sebagian besar organisasi.

Menguatnya komitmen atas inklusi disabilitas sebagaimana ditunjukkan dalam berbagai strategi pembangunan tidak serta-merta membuka akses yang lebih baik bagi OPDis. Mereka masih belum banyak ter-expose ke publik maupun arena pembangunan. Demikian pula, terkadang terdapat kekhawatiran ketika harus berinteraksi dan membangun kolaborasi bersama OPDis.

Permasalahan kurangnya keterhubungan antara OPDis dan Mitra Pembangunan (Donor) cukup umum, terutama di negara berkembang atau komunitas yang inklusivitasnya masih terbatas. Untuk menjembatani keduanya, dibutuhkan ruang interaksi yang aman, terbuka, dan terstruktur agar masing-masing pihak bisa saling mengenal, membangun kepercayaan, dan memahami kebutuhan serta harapan satu sama lain. Interaksi dan keterhubungan ini akan mendekatkan tercapainya ’15 persen untuk 15 persen’ sebagaimana deklarasi Aman Berlin pada Global Disability Summit 2025.

Sebagai negara pihak pada Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas (CRPD), Indonesia berkewajiban untuk memastikan partisipasi penuh dan bermakna bagi difabel dalam seluruh proses pengambilan keputusan yang menyangkut kehidupannya. Lebih lanjut, Undang-Undang No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas memperkuat mandat ini dengan mewajibkan keterlibatan OPDis dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kebijakan serta program pembangunan, baik di tingkat nasional maupun daerah.

Dalam konteks kerja sama pembangunan, Mitra Pembangunan memiliki tanggung jawab etis dan normatif untuk:

  • Mengakui dan melibatkan OPDis dalam interaksi, partisipasi dan kolaborasi yang bermakna, bukan hanya sebagai penerima manfaat; 
  • Memastikan desain dan implementasi program yang mereka dukung bersifat inklusif disabilitas dan sesuai dengan prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia; dan 
  • Memfasilitasi penguatan kapasitas OPDis, termasuk melalui pendanaan langsung, pengembangan organisasi, dan pengakuan terhadap pengetahuan berbasis pengalaman (lived experience). 

Kolaborasi yang bermakna antara OPDis dan Mitra Pembangunan bukan hanya merupakan praktik baik, tetapi juga mandat hukum dan moral berdasarkan CRPD dan UU No. 8/2016 serta menjadi bagian dari International Disability Equity and Rights Strategy. Tanpa keterlibatan aktif OPDis, pembangunan yang inklusif dan berkeadilan tentu hanya akan menjadi angan-angan.

TUJUAN

Adapun tujuan pelaksanaan LokaBagi di antaranya:

  1. Menegaskan kolaborasi antara OPDis dan Mitra Pembangunan sebagai mandat hukum dan moral berdasarkan Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas (CRPD), International Disability Equity and Rights Strategy dan Undang-Undang No. 8 Tahun 2016. 
  2. Membangun kepercayaan diri OPDis dalam menjalin jejaring, membuka ruang kolaborasi, serta mengakses berbagai peluang kerja sama. 
  3. Menjembatani perkenalan dan penjajakan kolaborasi antara OPDis dan Mitra Pembangunan sebagai langkah awal membangun kemitraan yang strategis dan berkelanjutan. 

FORMAT & METODE

Sesi LokaBagi dikemas secara partisipatif dan interaktif ke dalam tiga babak utama, yakni:

  1. Panggung Inspirasi, merupakan sebuah talkshow yang menghadirkan sudut pandang OPDis dan Mitra Pembangunan mengenai kolaborasi dalam memperkuat gerakan inklusif disabilitas. Sesi ini menegaskan pentingnya kemitraan antara OPDis dan Mitra Pembangunan sebagai bagian dari mandat Konvensi CRPD dan Undang-Undang No. 8 Tahun 2016. 
  2. Forum Interaktif, Diskusi interaktif dan sesi tanya jawab antara Peserta dan Narasumber. Forum ini akan menggali potensi bentuk kolaborasi antara OPDis dan Mitra Pembangunan di masa mendatang, seperti peluang pendanaan, kerja-kerja advokasi, riset aksi bersama dan inisiatif lainnya. 
  3. Klinik Aksi, ruang diskusi kelompok yang lebih mendalam untuk merumuskan peta jalan kolaborasi antara OPDis dan Mitra Pembangunan. Alat bantu visual seperti flipchart, sticky note/metaplan, slide proyektor dan lain-lain akan digunakan untuk mendukung dinamika kelompok dan proses diskusi. 

PESERTA & PERANGKAT

  • Kegiatan ini bersifat terbatas. Peserta LokaBagi terdiri dari OPDis dan Mitra Pembangunan yang telah menerima undangan dan melakukan registrasi sebelumnya.  
  • Panitia tetap membuka peluang bagi Aktivis Difabel yang sedang membangun organisasinya untuk turut berpartisipasi sebagai Peserta. 
  • Setiap Peserta OPDis diminta mengutus tiga orang perwakilan, yang masing-masing akan bergabung dalam tiga kelompok berbeda pada sesi Klinik Aksi. 
  • Sementara itu, peserta dari Mitra Pembangunan akan memilih kelompok berdasarkan fokus tema yang ingin mereka dalami dalam sesi Klinik Aksi. 
  • Secara umum, Fasilitator Utama akan memandu jalannya kegiatan LokaBagi dan dibantu oleh tiga orang Fasilitator Kelompok untuk memandu jalannya diskusi tematik di masing-masing kelompok. 
  • Untuk mendukung akomodasi layak selama kegiatan berlangsung, penitia akan menghadirkan Juru Bahasa Isyarat, Juru Bahasa Tulis dan Pendamping Mobilitas untuk Peserta yang membutuhkan. 
  • Panitia juga menugaskan tiga orang Notulis untuk merekam keseluruhan proses kegiatan dalam bentuk teks naratatif maupun deskriptif.

  • Panitia juga akan menyediakan Papan Aksi atau bentangan kain refleksi wadah bagi peserta untuk mengekspresikan komitmen individu yang dapat berupa testimoni, gambar, tanda tangan, kesan dan bentuk ekspresi lainnya.

WAKTU & LOKASI

  • LokaBagi merupakan satu dari rangkaian kegiatan di pelaksanaan Temu Inklusi #6. Berikut adalah rencana waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan: 

    • Waktu                 : Rabu, 3 September 2025 
    • Pukul                   : 09.00 – 12.00 WIB 
    • Tempat               : Lapangan Desa Durajaya, Kabupaten Cirebon 

RUNDOWN

Waktu 

Durasi 

Agenda 

Metode & Penanggung Jawab 

08.45 – 09.00 

15 menit 

Registrasi Peserta 

Peserta melakukan registrasi dan memilih kelompok untuk Sesi Klinik Aksi.

Panitia 

09.00 – 09.15 

15 menit 

Pembukaan & Perkenalan Peserta 

Ice-breaking inklusif; format fishbowl atau bingo 

 — MC dan Fasilitator Utama 

09.15 – 10.15 

60 menit 

Panggung Inspirasi: “Pembelajaran Baik Kolaborasi Mitra pembangunan dan Organisasi Difabel” 

Talkshow Interaktif 

“Setting the Scene: Mandat Kolaborasi bermakna Organisasi Difabel untuk Mewujudkan Pembangunan yang Inklusif” 

(DFAT dan BAPPENAS RI) 

“Pembelajaran Baik Kolaborasi Bermakna Mitra Pembangunan dan Organisasi Difabel” 

(CBM Global dan ADB) 

Fasilitator Utama 

10.15 – 10.30 

15 menit 

Forum Interaktif: Diskusi Tanya jawab 

Tanya jawab langsung atau lewat media kertas/Padlet.  

Fasilitator Utama 

10.30 – 10.45 

15 menit 

Rehat Kopi 

Konsumsi + interaksi informal

Panitia 

10.45 – 11.15 

30 menit 

Klinik Aksi: Partisipasi dan Kolaborasi yang Lebih Bermakna Untuk Pembangunan Inklusif 

Diskusi kelompok tematik (Kolaborasi, organisasi, jejaring), masing-masing dipandu oleh seorang fasilitator. 

Kelompok 1: Bentuk Kolaborasi Efektif OPDis dan Mitra Pembangunan 

Kelompok 2: Strategi Peningkatan kapasitas dan Pengembangan Organisasi  

Kelompok 3: Memperkuat Jejaring dan Branding untuk Memperbesar Pengaruh 

Fasilitator Kelompok 

Pertanyaan pemantik diskusi kelompok:

Kelompok 1: Bentuk Kolaborasi Efektif Organisasi Difabel dan Mitra Pembangunan

1.       Apa saja bentuk kolaborasi yang sudah terbukti efektif antara OPDis dan mitra pembangunan di berbagai konteks?

2.       Bagaimana cara membangun kepercayaan dan komunikasi yang setara antara OPDis dan mitra pembangunan?

3.       Apa peran masing-masing pihak dalam memastikan kolaborasi menghasilkan dampak yang berkelanjutan dan inklusif?

Kelompok 2: Strategi Peningkatan Kapasitas dan Pengembangan Organisasi

1.       Apa saja tantangan utama dalam meningkatkan kapasitas OPDis dan bagaimana strategi yang bisa diterapkan untuk mengatasinya?

2.       Bagaimana mengidentifikasi kebutuhan pengembangan organisasi secara tepat agar strategi peningkatan kapasitas relevan dan efektif?

3.       Apa pendekatan yang paling berhasil dalam membangun kepemimpinan, manajemen, dan keberlanjutan OPDis?

Kelompok 3: Memperkuat Jejaring dan Branding untuk Memperbesar Pengaruh

1.       Mengapa jejaring dan branding penting bagi OPDis dan bagaimana keduanya saling mendukung?

2.       Apa langkah konkret yang bisa dilakukan organisasi untuk membangun jejaring yang strategis dan berpengaruh?

3.       Bagaimana menciptakan citra atau identitas organisasi yang kuat untuk meningkatkan daya tarik dan kepercayaan publik?

11.15 – 12.00 

45 menit 

Presentasi dan Penyusunan Komitmen Bersama 

Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di kelompoknya. 

Peserta untuk mengekspresikan komitmen individu dalam bentuk testimoni, gambar, tanda tangan, kesan dan bentuk ekspresi lainnya di Papan Aksi. 

Fasilitator Utama 

12.00 

— 

Penutupan 

Ucapan terima kasih, dokumentasi foto bersama. 

MC dan Panitia 

 

Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi: 
Email: agungprabowo@sigab.or.id 
WhatsApp: +62 812 4265 7302 

Salam inklusi!  

Copyright © 2025 Temu Inklusi.
All right reserved.