Temu Inklusi,- Panitia Nasional Temu Inklusi merespon kesalah pahaman informasi yang beredar. Perubahan rencana penyelenggaraan Temu Inklusi ke 5 yang memindahkan lokasi penyelenggaraan Temu Inklsui merupakan keputusan panitia.

Perubahan rencana penyelengaraan Temu Inklusi ke 5 juga menimbang keputusan Kepala Desa Olean yang menyatakan bahwa desa Olean mengundurkan diri dari gelaran Temu Inklusi ke 5. Keputusan Kepala Desa tersebut disampaikan saat rapat koordinasi panitia di Kantor Desa Olean, Senin 3 Juli 2023.

Suharto, direktur Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) Indonesia menegaskan Temu Inklusi tetap berjalan dengan dukungan dari berbagai pihak melalui kerja kolaborasi. Saat ini panitia berupaya menata dan mengomunikasikan ulang rencana dan persiapan yang sudah ada sebelumnya.

“Menyikapi pengunduran diri desa Olean, kami gerak cepat agar Temu Inklusi tetap berjalan. Karena ini bukan hanya tentang hadir dan tidaknya Presiden. Tapi soal komitmen dan mimpi untuk mewujudkan Indonesia yang lebih Inklusif,” tandas Suharto saat Konferensi Pers di Sekretariat PPDiS, Selasa, 11 Juli 2023.

Suharto menegaskan, Temu Inklusi Nasional merupakan inisiatif dari para pegiat isu difabel, mulai dari aktivis, organisasi, pemerintah daerah, desa dan masyarakat sipil. Temu Inklusi menjadi ruang bersama, bukan hanya Desa ataupun Pemda tapi juga masyarakat yang memiliki visi dan misi yang sama dalam mewujudkan Indonesia yang lebih inklusif. Suharto berharap Temu Inklusi Nasional ini menjadi wahana bertemunya masyarakat difabel dengan pemerintah sebagai pemangku kepentingan, mulai dari desa sampai pusat.

“Sebelum rencana di Situbondo, Temu Inklusi sudah berjalan di tahun 2014 di Desa Sendangtirto, Kabupaten Sleman. Di tahun 2016 di Desa Sidorejo, Kulon Progo, tahun 2018 di desa Plembutan, kabupaten Gunungkidul, dan di tahun 2020 secara daring,” tuturnya.

Suharto melanjutkan, pada penyelenggaraan Temu Inklusi di tahun 2016 dihadiri oleh Menteri Sosial. Sedangkan pada Temu Inklusi 2020, dihadiri oleh Wakil Presiden dan kementerian. Pada penyelenggaraan Temu Inklusi ke 5, panitia berusaha mengupayakan Presiden Republik Indonesia hadir di Temu Inklusi.

“Sekali lagi ini bukan janji, tapi kami berusaha, berupaya, berkoordinasi agar Presiden bisa datang ke Temu inklusi,” imbuhnya.

Luluk Ariyantiny, Direktur PPDiS, mengatakan bahwa PPDiS sebagai bagian dari penyelenggara Temu Inklusi mendukung keputusan Panitia Nasional yang sudah mempersiapkan banyak untuk rencana pelaksanaan Temu Inklusi.

“Kami sudah mendapatkan alternatif di pondok pesantren. Dan desa-desa sekitar. Kami tetap berharap alun-alun dan aula kabupaten Situbondo bisa digunakan untuk Temu Inklusi,” pungkasnya.[]