Temuinklusi,- Temu Inklusi ke 5 tahun 2023 di Situbondo akan digelar pada 31 Juli-2 Agustus 2023, tepatnya di desa Olean, kecamatan Situbondo. Panitia Temu Inklusi menginformasikan, bagi masyarakat yang hendak berpartisipasi di dalam even nasional dua tahunan tersebut bisa mendaftar di sini. Temu Inklusi kali ini rencananya akan dihadiri orang nomor satu di Indonesia, Presiden Joko Widodo.
Ada banyak hal yang bisa didapat oleh para peserta selama menguikuti Temu Inklusi. Salah satunya berwisata di destinasi dimana Temu Inklusi diadakan. Ada beberapa tempat wisata yang dekat dengan lokasi Temu Inklusi yang bisa dikunjungi para peserta, bisa di sela-sela mengikuti kegiatan Temu Inklusi ataupun setelah mengikuti Temu Inklusi. Berikut ini kami rangkum beberapa tempat wisata yang memungkinkan untuk diakses para peserta temu Inklusi:
Menelusuri Mitos KK-26
Di dusun Karang Kenek, desa Olean, terdapat satu mitos yang sering dibicarakan orang. Konon di dusun tersebut, beredar mitos bahwa di dusun tersebut hanya bisa dihuni oleh 26 Kepala Keluarga. Dari situlah dusun Kenek, dikenal juga dengan dusun mistis. Alih-alih merasa takut, masyarakat menilai mistifikasi yang ada di dusunnya, merupakan nilai tradisi budaya yang perlu dipertahankan dan dikenalkan ke masyarakat luas.
Seperti apa sih cerita lengkap yang terjadi di dusun Kenek yang dikenal mistis tersebut?
Para peserta Temu Inklusi, selain bercengkrama dengan amsyarakat sekitar, juga bisa menggali cerita mistis yang berkembang di dusun Karang Kenek. Jarak yang ditempuh dari lokasi Temu Inklusi ke Dusun Karang Kenek tidak begitu jauh. Para peserta hanya butuh menempuh perjalanan sekira 5 menit menggunakan kendaraan dan 22 menit berjalan kaki.
Wisata Pabrik Gula
Selain mengulik mitos tentang Dusun Karang Kenek atau KK-26, para peserta Temu Inklusi juga bisa mampir di salah satu wisata peninggalan zaman kolonial Belanda, yaitu Wisata Pabrik Gula. Wisata Pabrik Gula Olean Situbondo adalah salah satu tempat wisata yang berada di jalan Laksda Adi Sucipto, Desa Olean, Kecamatan Situbondo, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Indonesia.
Wisata Pabrik Gula Olean menawarkan landskap wisata perkebunan tebu yang ada di sana menggunakan sebauh lokomotif yang dikhususkan untuk wisata. Para peserta Temu Inklusi, bisa mlipir dan menjelajah wisata agrobis dan heritage tersebut, dengan teman-teman ataupun dengan romobongan lainnya.
Ada Afirka di Taman Nasional Baluran
Dari Wisata Pabrik Gula peninggalan Belanda, para peserta Temu Inklusi bisa melanjutkan rekreasinya ke salah satu Wisata yang juga ramai dikunjungi wisatawan, yaitu Taman Nasional Baluran. Wisata Taman Nasional Baluran adalah salah satu tempat wisata alam yang berada di desa Wono Rejo, Kecamatan Banyu putih, kabupaten Situbondo , provinsi Jawa Timur , negara Indonesia.
Beberapa orang yang pernah berkunjung kesana merasa, berwisata di Taman Nasional baluran serasa berada di padang rumput tanah Afrika yang luas. Hal itulah yang membuat Taman Nasional tersebut dikenal juga sebagai Afica Van Java. Para peserta bisa berswa foto dengan keluarga ataupun dengan kerabat dan romobongan lainnya.
Sebenarnya di baluran sendiri bukan hanya ada Taman Nasional Baluran saja, namun juga ada wisata lain yang “sekali dayung dua pulang terlampaui”. Para peserta juga bisa berkunjung ke wisata lain yang terdapat di sana seperti, Goa Jepang, Hutan Evergreen, dan Pantai Bama Baluran.
Melepas Lelah di Pantai Pasir Putih
Setelah dari pagi berkeliling ke beberapa tempat wisata, para peserta Temu Inklusi bisa berlabuh di salah satuu tempat wisata yang tak kalah ramai dan sering dikujungi wisatawan, yaitu Pantai Pasir Putih untuk melepas Lelah ataupun sekadar mengisi perut setelah seharian berkeliling.
Pantai Pasir Putih adalah salah satu tempat wisata Pantai yang berada di desa Kembang Sambi Kecamatan Bungatan, kabupaten Situbondo. Sebagaimana namanya, Pantai pasir Putih menyuguhkan hamparan laut dan pasir yang berwarna putih. Para pengunjung bisa menikmani sapuan angin ataupun bermain dan berlari di sepanjang pantai seperti di film-film. Itulah beberapa tempat wisata yang bisa dikunjungi para peserta Temu Inklusi. Jadi, jangan sampai terlewat ya, segera daftar untuk menjadi bagian dari Temu Inklusi ke 5 tahun 2023 di Situbondo.[]
Temuinklusi,- Setelah peluncuran pada beberapa bulan lalu dan disusul dengan beberapa kegiatan lainnya, kini Temu Inklusi menyelenggarakan kegiatan dalam bingkai Ngaji Inklusi: Olean Bersholawat bersama Majelis Sholawat Sokarajjeh pada Selasa, 16 Mei 2023. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari menyambut gelaran Temu Inklusi ke 5 tahun 2023 di Situbondo yang akan dilaksanakan pada 31 Juli- 2 Agustus 2023.
Ngaji Inklusi dihadiri sekira ribuan orang yang datang dari berbagai daerah. Ada yang datang dengan sanak saudara dan ada pula yang bersama dengan komunitas, baik difabel ataupun masyarakat umum. Mereka duduk bersila dan turut melantuntan shalawat yang dipimpin oleh Majelis sholawat Sokarajjeh.
Sebagaimana di berbagai kegiatan keagamaan, acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran dan dilanjut dengan sholawat. Luluk Ariyantiny yang di kegaiatn tersebut menjadi salah satu pembawa acara dalam memandu jalannya semua sesi yang ada di atas panggung.
“Sebelum dimulai, saya mewakili panitia menyampaikan orienatsi mobilitas selama proses kegiatan ini. Saya mulai dari adanya penerjemah isyarat, oleh mas Lana,” tuturnya di hadapan para jemaah Ngaji Inklusi.
Mansyur Ali, ketua panitia lokal dari Majelis Bersholawat Olean menuturkan dalam sambutannya mengucapkan terima kasih bagi beberapa pihak yang terlibat dalam kegiatan pengajian tersebut. Dia berharap kegiatan tersebut menjadi semangat dalam menyambut dan menggelar Temu Inklusi ke 5 tahun 2023.
Selain itu, Joni Yulianto perwakilan dari Panitia Nasional Temu Inklusi mengatakan dari Temu Inklusi ini menempatkan keluarga dan masyarakat sebagai bagian dari masyarakat yang setara.
“Bisa sekolah, bekerja, berkarya sebagaimana masyarakat sewajarnya,” lanjutnya.
Ansori, kepala desa Olean juga menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih bagi berbagai pihak yang turut mendukung semua kegiatan Temu Inklusi. Dia berharap Temu Inklusi memberikan pelajaran bagi masyarakat Situbondo dan di desa Olean khususnya dalam memandang difabel. “Saya berharap, ini jadi pelajaran bagi kita semua, khususnya desa Olean bahwa difabel setara,” pungkasnya.[]
Selasa,(16/05/23) Panitia Temu Inklusi Nasional divisi Publikasi dan Dokumentasi lakukan koordinasi ke Dinas Kominfo kabupaten Situbondo. Hadir pada acara yang digelar di kantor Kominfo Situbondo, Kepala Dinas Kominfo, Dadang. A. Bintoro serta beberapa kabid yang terlibat dalam publikasi dan dokumentasi.
Dalam pembahasannya, Ahmad Maulana, salah satu panitia tim inklusi mengulas tentang sistem kerjasama antara Panitia Tim Inklusi bersama Dinas Kominfo Situbondo. Beberapa diantaranya ada memperbanyak konten informasi yang dimiliki media sosial Pemkab dengan informasi Temu Inklusi Nasional yang akan digelar pada tanggal 31 Juli- 2 Agustus 2023.
Menanggapi hal tersebut, Dadang A.Bintoro sudah mempersiapkan akan ada kerjasama antara pihak dinas Kominfo kepada 52 media cetak maupun online yang tersebar di Situbondo.
“Dinas kominfo juga sudah merencanakan akan adanya sosialisasi Temu Inklusi Nasional yaitu siaran keliling,” ujar Pak Dadang.
Persiapan acara yang akan dihadiri oleh orang nomor 1 di Indonesia, Ir. Joko Widodo ini akan dilaksanakan di Desa Olean, Kabupaten Situbondo.
Temu Inklusi- “Apa yang sampean bayangkan dari kegiatan Kemah Inklusi?”.
Pertanyaan itu saya julurkan ke pak Rohmanu Solihin di tengah perjalanan kami ke Situbondo yang digelar 17-19 Maret 2023 di halaman desa Olean. Selain saya dan pak Rohmanu juga ada mas Muhammad Ismail, mas Joni Yulianto beserta istri dan anaknya. Kami berangkat dari Yogyakarta sekira pukul 16.00 WIB melalui jalur tol.
“Yang pasti ya ada tenda dan api unggun,” jawab pak Rohmanu, sederhana.
Kemah Inklusi menjadi kegiatan pra even agenda dua tahunan Temu Inklusi ke-5 tahun 2023 di Situbondo yang dipanitiai teman-teman PPDiS. Setelah sebelumnya, Temu Inklusi ke-5 resmi dibuka di aula kantor Bupati Situbondo. Kemah Inklusi diikuti sekira 20 peserta dari berbagai latar belakang dan dari berbagai daerah di Situbondo.
Mbak Luluk Ariyantini, pernah berkata sebelumnya Kemah Inklusi menjadi pembuka untuk memenatik semangat kaum muda di kabupaten Situbondo dalam menyambut Temu Inklusi. Jadi ruang untuk memberikan dasar pemahaman tentang masyarakat yang inklusif dan bagaimana peran kaum muda untuk ikut andil di dalamnya.
Ini adalah perjalanan kami sebagai panitia dari Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi DIfabel (SIGAB) Indonesia yang kesekian kalinya ke Situbondo dalam rangka menyiapkan Temu Inklusi. Sebagaimana perjalanan-perjalanan sebelumnya, pak Rohmanu jadi satu sosok sentral yang senantiasa memecah keheningan di setiap perjalanan.
“Kalau ke Situbondo berasa satu tahun kalau tidak ada pak Rohamnu,” seloroh saya, sembari menyodorkan sebungkus cemilan. Semua orang di dalam mobil terkekeh, termasuk pak Rohmanu.
Perjalanan di malam hari kami lalui tanpa ada kendala yang berarti. Sesekali berhenti di Rest Area untuk makan dan mengisi persediaan untuk melanjutkan perjalanan. Temu Inklusi jadi topik utama obrolan. Mulai dari persiapan, rencana menghadirkan Presiden dan serangkaian even yang akan digelar selama Temu Inklusi berlangsung.
Pukul 2 dini hari, mobil sudah keluar dari pintu tol terakhir dan masuk Kabupaten Situbondo. Saya terjaga ketika mobil melewati jalan yang berlubang.
“Sebentar lagi kita sampai di Olean,” kata Pak Rohmanu.
Mobil sejenak berhenti di depan gapura yang bertuliskan Desa Olean KK-26. Seseorang di luar mobil memberikan arahan untuk terus masuk ke Aula desa Olean. Setibanya di sana, saya sebentar kaget karena pemandangan yang berbeda setelah desa Olean diterjang angin kencang pada bulan sebelumnya. Beberapa bangunan yang berdiri sebelumnya, kini sudah tidak ada.
Pandangan saya kemudian dialihkan dengan satu tenda besar dan lampu-lampu yang terbuat dari botol bekas dan bersumbu. Di sebelahnya berjejer tenda-tenda kecil berwarna-warni. Beberapa orang masih terjaga di depan-depan tenda. Ada juga yang mondar-mandir mengecek kondisi sekitar.
Kami disambut mbak Luluk yang ternyata juga masih terjaga di dalam tenda besar.
“Ini tenda utama untuk panitia dan kegiatan diskusi selama Kemah Inklusi berlangsung,” jelas mbak Luluk.
Di sela itu, mbak Luluk menjelaskan kalau terjangan angin kemarin juga hampir membuat semangat teman-teman di Situbondo juga ikut tumbang. Namun, kabar baik setelah ada informasi bahwa pemerintah setempat secepatnya akan merenovasi dan memperbaiki tempat utama gelaran Temu Inklusi ke-5.
Mendengar itu, Pak Rohamnu terlihat menghela nafas, lega.
Salah seorang panitia menyilahkan kami untuk beristirahat di salah satu rumah berbentuk segitiga di area desa Olean, tak jauh dari tenda utama. Saya memutusakan berkeliling dan memotret aktifitas para peserta Kemah Inklusi.
Di hari kedua, keriuhan terdengar di halaman depan aula KK-26. Para peserta sedang mengikuti sesi outbond. Menjelang malam peserta mengikuti beberapa rangkaian diskusi di tenda utama. Mas Joni, jadi salah satu pengisi materi tentang literasi difabel dan peran anak muda. Setelah sesi terakhir diskusi selesai, kami memutuskan untuk tidak melewatkan sesi yang paling ditunggu, yaitu api unggun sebelum Kembali ke Yogyakarta.
Beberapa panitia menumpuk batang kayu, tak jauh dari tenda utama. Para peserta yang terbagi kedalam beberapa kelompok nampak sedang berlatih menyiapkan satu pertunjukkan. Api unggun, puisi, drama, bernyanyi menjadi oleh-oleh paling berkesan selama mengikuti kegiatan Kemah Inklusi.
Usai itu, kami pamit pulang. “Sampai jumpa di Temu Inklusi”.
Menjelang rencana pelaksanaan Temu Inklusi Nasional Ke 5 yang akan dilaksanakan di Kabupaten Situbondo, panitia lokal Pelopor Peduli Disabilitas Situbondo (PPDiS) menjalin kerjasama dengan Gerakan Situbondo Membaca (GSM) mempersiapkan kegiatan Pra-Temu Inklusi Nasional.
Adapun kegiatan yang dipersiapkan ialah Kemah Inklusi. Bentuk kegiatan adalah “Membaca, Menulis dan Bermain” untuk meningkatkan kesadaran literasi bagi disabilitas dan non-disabilitas. Mengingat sampai saat ini banyak buku-buku dan informasi terkait isu disabilitas yang sudah ditulis/dibuat oleh disabilitas maupun non-disabilitas yang perlu diketahui, dipelajari, dan ditelaah sehingga muncul pemahaman terkait isu disabilitas dari sumber-sumber literasi.
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 17 – 19 Maret 2023 di Desa Olean yang akan menjadi Tuan Rumah Temu Inklusi #5 Penasaran dan pengen mengikuti kegiatan ini.
Persyaratannya:
Mengisi Form Pendaftaran
Sanggup mematuhi peraturan
Peserta membawa buku
Peserta pernah membaca buku
Peserta wajib membawa:
Perlengkapan pribadi
Baju olahraga
Obat-obatan sendiri
Jaket
Alat Tulis
Selimut
Tumbler (botol minum)
Yuk join di link di bawah ini
Jangan sampai terlewat ya …. Segera daftar mumpung masih ada kuota dan GRATIS .
Kegiatan ini hasil kerja sama dan dukungan oleh Program Inklusi, SIGAB Indonesia, PPDiS dan GSM.
Surabaya – Panitia Temu Inklusi, bersama dengan Komisi Nasional Disabilitas (KND) beraudiensi kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada Jumat, 3 Maret 2023 untuk menyampaikan laporan persiapan pelaksanaan Temu Inklusi sekaligus mengajak kolaborasi dan dukungan Pemerintah Provinsi . Kunjungan audiensi tersebut diterima oleh bapak Drs. Benny Sampirwanto, M.Si Asisten Pemerintahan, serta Gatot Soebroto, Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Timur pada Jumat, 3 Maret 2023 siang.
Eka Prastama Widianta, anggota KND yang menghantarkan pertemuan menjelaskan bahwa Temu Inklusi merupakan event nasional terbesar setelah Hari Disabilitas Internasional.
Situbondo yang telah banyak mempunyai inisiatif terkait inklusi disabilitas akan menjadi tuan rumah Temu Inklusi kelima yang rencananya akan dihadiri oleh Bapak Presiden. Karenanya, penting kiranya keterlibatan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mengkonsolidasikan penyelenggaraan kegiatan ini., ujar Eka dalam pengantarnya.
Joni Yulianto, Ketua Penitia Pengarah Temu Inklusi yangn juga Dewan Pengurus SIGAB Indonesia menambahkan bahwa Temu Inklusi adalah kegiatan dua tahunan yang dimaksudkan sebagai forum bersama untuk berbagi praktik baik, sekaligus merumuskan rekomendasi bersama untuk terus memajukan inklusi difabel di Indonesia.
Jumlah difabel yang banyak di negeri ini, mayoritas masih belum bisa menikmati pendidikan, pekerjaan, layanan kesehatan, dan lainnya. Inklusi adalah upaya untuk bersama-sama merangkul, melibatkan, serta memberikan ruang setara bagi difabel dan kelomppok rentan lain untuk sama-sama menjadi subyek dalam pembangunan. Dengan demikian, inklusi adalah tuas bersama pemerintah dan masyarakat sipil., papar Joni.
Luluk Ariantini, Ketua Panitia Lokal Temu Inklusi memaparkan bahwa menuju pelaksanaan Temu Inklusi yang akan berlangsung di Bulan Agustus / September mendatang, Pemerintah Kabupaten dan Pelopor Peduli Disabilitas Situbondo (PPDIS) telah mulai mempersiapkan sejumlah hal seperti sarana dan prasarana hingga berbagai pre-event yang akan menjadi kegiatan pembuka dan sosialisasi. Di antaranya adalah Kemah Inklusi yang akan berlangsung pada 17 – 19 Maret mendatang di Situbondo.
Di Situbondo Pemerintah Kabupaten dan PPDIS telah berproses melakukan berbagai upaya inklusi difabel, mulai dari sektor pendidikakn dengan pelatihan guru-guru tentang penanganan pendidikan bagi anak-anak difabel,perbaikan layanan hingga sarana pada pelayanan publik yang lebih aksesibel, hingga pada peta jalan Situbondo yang inklusif. Karenanya, setelah itu semua Kami lakukan bersama Pemerintah, pada tahun 2020 Kami menyediakan diri untuk menjadi tuan rumah Temu Inklusi 2023 yang akan berjalan. Karenanya, kami memohon dukungan dari Pemerintah Jawa Timur untuk turut mensukseskan Temu Inklusi ini. ungkap Luluk, yang juga Ketua PPDIS.
Menanggapi maksud dan tujuan yang telah disampaikan, Asisten Pemerintahan Pemprov Jatim bapak Drs. Benny Sampirwanto, M.Si menyatakan dukungannya terhadap maksud dan tujuan baik Temu Inklusi yang akan dilaksanakan. Iya berharap, tujuan inklusi untuk menjadikan difabel sebagai subyek pembangunan dan pemerintahan dapat didengar oleh seluruh pemerintah pusat dan daerah.
Saya rasa semua pihak penting untuk terlibat dalam Temu Inklusi ini. Khususnya terkait pendidikan inklusi, kita sudah memulai sejak lama. Tetapi hingga kini masih seperti jalan ditempat. Banyak orang yang salah memahami makna inklusi yang sesungguhnya karena masih banyak pelayanan di sekolah khusus. Nah, pemahaman ini yang perlu sama-sama kita perbaiki, di sektor pendidikan, juga di sektor lainnya. Dan ini adala menjadi tugas bersama kita, ujar Benny.
Benny menambahkan bawa mengingat Temu Inklusi adalah event nasional, Pemerintah Kabupaten Situbondo perlu segera duduk bersama dengan Gubernur dan jajaran di tingkat Provinsi. Karenanya, ini perlu dikoordinasikan bersama, termasuk dengan panitia dari SIGAB, PPDIS dan lainnya, menyusul pertemuan audiensi yang telah terlaksana.
Situbondo – Jelang pelaksanaan Temu Inklusi yang semakin dekat, Panitia Nasional dan Lokal Temu Inklusi menyelenggarakan koordinasi lengkap Panitia pada Kamis, 2 Maret 2023, bertempat di Kantor Sekretaris Daerah Kabupaten Situbondo. Kegiatan tersebut dihadiri dan dibuka secara langsung oleh Wawan Setiawan selaku Sekretaris Daerah Kabupaten Situbondo.
Dalam sambutannya, Wawan yang oleh Bupati Situbondo, Karna Suwandi, ditunjuk sebagai Ketua Panitia Temu Inklusi tingkat kabupaten, menyampaikan bahwa Situbondo, dengan segala kemampuan yang dimiliki, akan memberikan kesan inklusi yang sesungguhnya bagi seluruh peserta Temu Inklusi dari seluruh Indonesia.
Karena Temu Inklusi sudah semakin dekat, segala persiapan yang lebih terukur perlu kita laksanakan. Sembilan bidang yang telah kita tetapkan sudah bertemu, dan saat ini, bersama panitia nasional dari SIGAB, kita ingin mendengarkan perkembangannya bersama-sama.
Pembenahan Infrastruktur
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Situbondo, dalam laporan perkembangan yang dipaparkann menyampaikan bahwa untuk memulai persiapan berbagai sarana dan basilitas Temu Inklusi, saat ini tengah dilakukan observasi terhadap sejumlah fasilitas seperti jalan-jalan utama, sarana parkir, serta sejumlah sarana pendukung di area yang akan menjadi titik kegiatan dalam Temu Inklusi. Kantor Pemerintah Daerah, Alun-Alun dan Pendopo Kabupaten, serta Desa Olean akan menjadi lokasi utama dalam kegiatan Temu Inklusi sehingga berbagai sarana pendukung seperti toilet aksesibel, lahan parkir yang memadai, dan lain-lain perlu disiapkan. Rencananya, dari observasi yang telah dirampungkan, Dinas PU dan jajarannya akan mulai secara bertahap melakukan pembenahan, dan dirampungkan sebelum Temu Inklusi terselenggara.
Mobilitasi Peserta yang Ramah Lingkungan dan Memberdayakan Masyarakat
Dinas Perhubungan mempresentasikan konsep penyelenggaaan transportasi yang menarik. Seluruh peserta yanng menginap, nantinya akan dilayani berpindah dari titik kegiatan ke titik kkegiatan lainnya dengan memberdayakan masyarakat Desa dengan becak kayuh. Becak kayuh akan dikerahkan untuk melayani mobilitas peserta sepanjang Temu Inklusi. Tak hanya itu, Dinas Perhubungan juga akan mensiagakan semua kendaraan dinas di lingkungan Kabupaten untuk mendukung transportasi sepanjang pelaksanaan kegiatan.
Pak Bupati sudah berkenan bahwa sepanjang pelaksanaan Temu Inklusi tidak akan ada agenda kedinasan lain. Sehingga selain Beliau dapat berfokus mengikuti Temu Inklusi, kendaraan dinas yang ada dapat dioptimalkan untuk mendukung transportasi sepanjang kegiatan., ujar Dr. Sugiyono, M.Pd.I, Kepala BAPPEDA Situbondo yang melanjutkan Sekretaris Daerah memimpin rapat koordinasi.
Berinklusi Bersama Warga Situbodo
Dinas Pariwisata bersama PPDIS dan PEMDES Olean saat ini juga tengah mempersiapkan rumah-rumah yang akan menjadi home stay bagi peserta Temu Inklusi. Nantinya, sekitar 125 rumah akan dipersiapkan untuk mengakomodasi sekitar 500 lebih peserta yang hadir dari seluruh Indonesia. Dinas pariwisata juga telah mendata hotel, losmen, dan berbagai fasilitas penginapan milik swasta dan pemerintah di Situbondo dan sekitarnya yang nantinya akan menjadi lokasi alternatif menginap, utamanya bagi para tamu undangan baik dari Pemerintah maupun pihak-pihak lainnya.
Memastikan Kehadiran Bapak Presden
Sembari melakukan sejumlah persiapan teknis maupun non-teknis yang terus berjalan, saat ini panitia nasional bersama jajaran panitia lokal semakin mengintensifkan komunikasi untuk memastikan kehadiran Bapak Presiden dalam Temu Inklusi. Direncanakan kehadiran Bapak Presiden Joko Widodo dalam Temu Inklusi akan menjadi satu rangkaian dengan kunjungan Beliau dalam acara Pelatihan Gabungan TNI-POLRI yang akan diselenggarakan di Baluran, Situbondo di sekitar tanggal 30 Agustus hingga 13 September 2023.
Saat ini kami tengah merancang sistem informasi untuk penyelenggaraan Temu Inklusi bersama Paniitia Nasional. Setelah mendapatkan kepastian waktu, publikasi akan mulai dipersiapkan untuk disebarluaskan., ujar Pak Rido, Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Situbondo.
Situbondo, reportasenews.com – Paska porak poranda akibat diterjang cuaca ekstrem, Bupati Situbondo Karna Suswandi, meninjau langsung kondisi wisata KK 26 Dusun Karang Kenek, Desa Olean, Kecamatan Kota, Situbondo, Minggu (25/12/2022).
Pasalnya, akibat diterjang hujan deras yang disertai angin kencang pada Jumat (25/12/2022) lalu, sejumlah sarana insfrastruktur di wisata KK 26 rusak. Padahal, wisata tersebut akan dijadikan tempat Temu Jnklusi Nasional pada Mei 2022 mendatang.
Namun, dalam meninjau wisata Kk 26, Bupati Karna Suswandi didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Situbondo, Wawan Setiawan, Kepala Dinas Pariwisata, Titik Margiyanti, untuk melihat secara langsung kondisi sarana bangunan yang rata dengan tanah tersebut.
Bahkan, bangunan utama di KK 26, seperti bangunan aula yang terbuat dari bambu, dengan panjang 24 meter dan lebar 12 meter itu, diketahui ambruk akibat diterjang hujan deras yang disertai angin kencang pada Jumat (22/12/2022) malam lalu.
Bupati Situbondo, Karna Suswandi mengatakan, pihaknya sengaja datang ke wisata KK 26. Tujuannya, untuk melihat secara langsung kondisi wisata mistis tersebut, paska diterjang hujan deras yang disertai angin kencang.
“Saya sengaja datang ke sini (wisata KK 26 red-) bersama Sekda, untuk melihat langsung aula yang roboh di wisata Kk 26,”ujar Bupati Karna Suswandi, Minggu (25/12/2022).
Menurut dia, bangunan utama di wisata KK 26 ambruk akibat diterjang angin kencang. Untuk itu, pihaknya meminta Camat agar segera melaporkan kejadian bencana tersebut, sehingga dapat ditindak lanjuti segera mendapatkan bantuan dari dana tidak terduga.
“Meski demikian, saya berharap dapat membantu pemerintah desa atau pengelola wisata dapat memperbaiki sarana yang rusak untuk membangun kembali sarana yang rusak tersebut,”katanya.
Lebih jauh Karna menambahkan, hingga kini, pihaknya belum mengetahui jumlah kerugian materi akibat bencana ini, karena masih dilakukan inventarisir dan pendataan oleh pihak desa serta camat.
“Nanti datanya akan dilaporkan camat ke Pemerintah Kabupaten,” imbuhnya
Namun, saat ditanya Wisata KK 26 yang akan dijadikan tempat Temu Inklusi Nasional ke 5 tahun 2023, Karna berharap segera diselesaikan dengan baik, agar tidak mengganggu acara temu Inklusi tersebut.
“Saya berharap segera diperbaiki, sehingga acara temu Inklusi tidak terganggu,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades( Olean, Ansori mengatakan, bangunan aula ini ambruk akibat diterjang angin puting beliung , Jumat (23/12/2022) malam.
“Hujan turun yang disertai angin itu terjadi sejak sore hingga 02.00 dini hari, merusak sejumlah fasilitas yang ada di wisata KK 26,” jelasnya.
Menurutnya, pihaknya bisa menjelaskan total kerugian materi akibat bencana yang telah memporak porandakan fasilitas bangunan tersebut, salah satu fasilitas di kolam renang dan aula yang ambruk itu.
“Ya kita perkirakan total kerugian mencapai sebesar Rp 450 juta, tapi ini masih di inventarisir dan didata teman teman pengelola wisata,” pungkasnya. (fat)
Tabing Tongkok adalah Rumah adat Khas Madura. Sebutan ini khususnya digunakan di daerah Kabupaten Situbondo. Sejarahnya, model arsitektur ini dibawa oleh nelayan Madura yang bermigrasi ke Situbondo. Ciri khas arsitektur Tabing Tongkok antara lain; Bagian depannya terbuka, ornamen motif geometris dan bunga-bunga, dan biasanya terdapat di halaman yang memanjang. Rumah dalam bentuk arsitektur Tabing Tongkok memiliki 2 bagian yaitu bagian luar yang biasa disebut ‘amper’ atau ruang tamu dan bagian dalam. Terdapat perbedaan ciri khas yang signifikan antara arsitektur Tabing Tongkok madura dan situbondo, yaitu dibagian atapnya. Disini menunjukan bahwa masyarakat madura khususnya Situbondo terbuka kepada manusia dan alam.
Untuk acara live-in di Temu Inklusi #5 ini, peserta bisa menempati rumah adat ini bersama rumah penduduknya.
Rumah penduduk berada di belakang Kampung KK26 desa Olean sebagai tempat live-in dengan bentuk Tabing Tongkok di teras rumahnya .